About us

Minggu, 19 Desember 2010

IDENTITAS ASLI SHIVA DAN DURGA

Identitas asli Shiva dan Durga
Oleh Stephen Knapp
"sebelumnya saya informasikan bahwa artikel ini saya coba translate dari artikel karya Stephen Knapp.  maksudnya hanya ingin coba ikut menyebarkan karya beliau. semoga tujuan penulisan ini tidak meleset dan menemui sasaran sesuai dengan apa yang diharapkan oleh penulisnya"
  
Dewa – Dewa yang begitu banyak disebutkan  dalam Veda mempunyai  peran dan  fungsi tertentu, sebagai wakil atau pengatur  kekuatan alam yang berbeda. Oleh karenanya mereka tidak sama. Mereka semua mempunyai arti yang  berbeda dan kualitas  tertentu dalam mengatur dan memanage penciptaan alam semesta. Dengan begitu, kebanyakan dari para Dewa tersebut mempunyai  posisi  khusus untuk menolong lebih mudahnya penciptaan, pemeliharaan, dan bahkan penghancuran  alam semesta. 
Analisa dari Veda menyebutkan bahwa Bhagavatam  ibarat buah yang sudah matang  dari pengetahuan Veda, seperti halnya komentar / tafsiran dari Vedanta oleh Srila Vyasadeva Sendiri, kami juga akan paparkan dari apa yang diuraikan Bhagavatam  supaya lebih mudah memahaminya.
Yang paling terkenal dari Dewa – Dewa yang disebutkan didalam Veda terdiri dari tiga yang dikenal sebagai Trinitas: Brahma, Shiva dan Vishnu. Brahma membantu dalam penciptaan dunia, Vishnu memeliharanya, dan Shiva membantu dalam menghancurkannya. Bagi mereka yang berpegang pada Veda, pada  umumnya  dibagi ke dalam tiga kategori utama; yaitu yang memuja Shiva adalah Shaiva, yang memuja  Shakti atau Batari adalah Shakta, dan mereka yang memuja Vishnu ( Vaishnava.) Sekarang marilah kita lihat siapakah sebenarnya Dewa Shiva dan Dewi Durga .
* * *
         Salah satu Dewa yang paling berpengaruh dalam  Veda  adalah Shiva. Dan salah satu yang paling dikenal dari semua batari/Dewi adalah istrinya Shiva, Durga. Mereka juga mempunyai banyak nama / sebutan lain. Antara lain, Durga dipanggil Parvati dan Sati, yang berarti kesucian. Nama Shiva artinya keberuntungan. Shiva memiliki banyak sebutan berbeda sesuai dengan fungsinya. Ketika, beliau  mengekspresikan dirii melalui ruang dan waktu, dikenal sebagai Eshwara. beliau dipanggil Sadashiva ketika berfungsi melalui udara, gabungan dari prinsip  bunyi atau sentuhan. Shiva dikenal sebagai Rudra ketika berfungsi melalui api, gabungan dari prinsip bunyi, sentuhan dan bentuk.
       Shiva adalah perwujudan dan pengendali dari tamo guna , mode dari kegelapan, kelembaman, dan cenderung menghancurkan. Tugasnya membantu menghancurkan seluruh ciptaan alam semesta bila sudah saatnya, seperti halnya bentuk kematian yang kita lihat setiap harinya. Bagaimanapun, kematian ini dan perpecahan juga dapat dipandang sebagai suatu pembaharuan, yang dipandang sebagai bagian dari Shiva.
       Kita dapat menemukan karakteristik lain dari Dewa Shiva pada Srimad Bhagavatam  (4.2. 2 ) dimana dikatakan bahwa Dewa Shiva adalah  Guru rohani/ Spiritual dari seluruh dunia ( Batara Guru ). Beliau berkepribadian tenang, bebas dari permusuhan, selalu puas dengan dirinya. Beliau adalah pemimpin para Dewa. Beliau menjadi Guru spiritual  dari dunia ini, dengan memperlihatkan bagaimana caranya memuja yang Tertinggi. Beliau dipandang sebagai seoarng Bakta/ pemuja yang murni dan terbaik. Oleh sebab itu, beliau mempunyai garis perguruan  rohani sendiri atau sampradaya  yang disebut Rudra Sampradaya yang diajarkan secara langsung lewat beliau. Ajaran beliau hari ini bisa dijumpai  pada Vishnusvami Sampradaya, atau Vallabha Sampradaya.
       Shiva digambarkan sebagai yang terkuat, kedua setelah Tuhan Vishnu.Dengan begitu beliau bukanlah yang Tertinggi, namun hampir sama kekuatannya. Walaupun beliau tidak ingin mencapai apapun di dunia materi ini, namun beliau selalu membantu orang orang didunia ini mencapai tujuannya, ditemani oleh kekuatan maya yang berbahaya batari Kali dan Batari Durga . Mereka melayani shiva dengan membunuh berbagai macam iblis yang menggangu dan orang – orang yang tidak Taat pada Tuhan. Peperangan mewakili kekuatan Kali yang menghancurkan. Kadang kala kita melihat gambar dari satu bentuk seram dari Kali berdiri dengan satu kaki pada tubuh Shiva. Ini symbol dari permohonan shiva kepada Kali dengan begitu beliau bisa menenangkanNya supaya tidak membunuh semua mahluk hidup di dunia. sehingga Shiva bisa mengontrol kekuatan material. Shiva juga mengontrol kekuatan penghancur/ destruktif,  tamo guna , mode dari kegelapan. Dibantu oleh Kali dan Durga untuk tujuan ini. Durga menolong Shiva tetap  memelihara mahluk hidup pada umumnya tetap berada dalam situasi kegelapan dari kebodohan. Oleh sebab itulah kenapa Durga dan Kali digambarkan  sebagai kekuatan berbahaya. Hanya mereka – mereka yang serius dalam menjalani kehidupan spiritual/batin dilindungi dari keadaan gelap ini.
       Shiva sering terlihat sebagai satu sosok yang  tampan, dengan rambut panjang.  dari rambutnya tersembur Ganga (Gangga) Sungai suci dan berisi bulan sabit. Warna badan beliau putih bercahaya kebiruan, tergambar mata  ketiga di antara alis dan dahi, dan mempunyai empat lengan tangan (simbul  kekuatan alam semesta) satu tangan menggenggam Trishula (tombak bermata tiga, symbol dari keahliannya mengatur ketiga mode dari sifat alami/triguna), Damaru (drum kecil berbentuk gelas, bila disuarakan mewakili bahasa atau abjad), dan memperlihatkan mudra (gerak tangan) dari Abhaya (perlindungan) dan Varada (memberikan berkat).
       Drum Shiva juga sering disebut sebagai simbol srishti , penciptaan;  abhaya ( posisi tangan memberi berkat) simbol sthiti , atau pemeliharaan; kaki beliau yang menginjak ke bawah sebagai simbol tirobhava , atau effek terselubung; dan satu kaki terangkat maknanya berkat( anugraha ), anugrah untuk lebih mendalami tentang ilusi yang diakibatkan oleh ego. Beliau terlihat membawa kampak sebagai simbol samhara , penghancuran.
       Kadang kala beliau terlihat dengan delapan, sepuluh atau bahkan sampai tigapuluh dua tangan. Ini mewakili berbagai potensi dan mengandung hal-hal seperti: Akshamala (tasbih, symbol ahli  dalam ilmu pengetahuan batin), Khatvanga (tongkat yang memperlihatkan ahli dalam pengetahuan gaib), Darpana (cermin sebagai symbol bahwa penciptaan adalah refleksi dari bentuk kosmisnya), chakra, simpul tali, busur, tombak Pashupata, bunga teratai, pedang, dan seterusnya. Beliau sering digambarkan duduk dengan memakai pakaian dari kulit harimau. Kulit harimau symbol dari perintahnya terhadap keinginannya, yang sering terdapat pada  orang-orang umumnya  seperti harimau.
       Shiva juga sering digambarkan dengan ular melilit di sekitar lengan tangannya, pinggang, leher dan rambut. Ular sering terlihat menakutkan. Sehingga ini sebagai symbol  Shiva bebas dari ketakutan. Ular juga menandakan waktu. Kalau ular beracun menggigit seseorang, beberapa menit kemudian orang itu akan mati. Dan waktu mempengaruhi semua orang tanpa bisa dihindari, cepat atau lambat. Jadi Dewa Shiva adalah Dewa Kala ( waktu ) dan Dewa kematian. Ular ini juga mengindikasikan bahwa Dewa Shiva  dikelilingi  oleh kematian tapi tidak bisa menjangkau beliau..
       Shiva juga telihat penuh dengan abu dari pembakaran mayat dan dioleskan di sekujur tubuhnya. Ini disebut vibhuti . Ini simbol kematian atau ketidak terikatan dari dunia dan panca indria. Itu juga menandakan bahwa tubuh kita, tanpa daya. pada akhirnya juga akan menjadi abu ketika meninggal dan dikremasi. Dengan demikian, kita harus buang jauh – jauh identitas badan ini dan menyadari identitas nyata kita. Abu adalah tanda bahwa Shiva menolak keberadaan Dunia ini.
       Terkadang Shiva digambarkan memakai kalung tengkorak. Tengkorak menyatakan bahwa beliau adalah Dewa penghancur dan pengatur perputaran  alam dari muncul dan menghilangnya ciptaan dunia material
       Salah satu wujud yang paling indah dari Shiva dilukiskan pada posisi tariannya, dikenal sebagai Nataraja, raja dari Kesenian ( tarian ). Seperti Nataraja, Shiva menggenggam drum damarunya pada tangan kanan. Ini simbol nada , irama dari perkembang biakan. Pada tangan lainnya, menggenggam api penghancuran. Bersama-sama ini menandakan keduanya penciptaan dan penghancuran, sebagai irama dari dunia materi. Tangan kanannya pada posisi memberi berkat dan perlindungan. sebagai Nataraja, beliau juga memakai pakaian kulit harimau, yang beliau bunuh. Ini mewakili ego, yang harus dilawan ketika menyerang dan harus dibunuh oleh pengetahuan dari guru, atau kebijaksanaan dari Nataraja sendiri. Sebagai Nataraja, satu kakinya berdiri diatas tubuh Mahamaya, ilusi penyebab dari semua penderitaan. Kaki yang lain dinaikkan, sebagai symbol dari pencapaian turiya  keadaan alam bawah sadar manusia dari bangun, bermimpi, tidur lelap, dan pengaruh dari pikiran dan penciptaan. Dengan demikian, beliau sepenuhnya bebas dari semua ini.
       Ada banyak cerita yang menjelaskann kenapa Shiva tampak seperti itu. Antara lain, Dewa Shiva terkadang nampak dengan mata ketiga di antara alis dan dahinya. Mata ketiga ini mewakili mata dari kebijaksanaan, atau indera keenam. dua mata yang lain mewakili bentuk seimbang dari cinta dan keadilan, Dengan demikian, Dewa Shiva terlihat tidak terlalu kasar atau pun juga toleran, tapi melihat segalanya secara proporsional sesuai dengan cinta, keadilan, dan pengetahuanya secara menyeluruh., mata ketiga Shiva juga mewakili matahari, bulan dan api, yang maksudnya sebagai penerang alam semesta. Bagaimana Shiva memperoleh mata ketiganya, dijelaskan bahwa suatu hari istrinya Shiva, Parvati menutup mata Dewa Shiva dengan kedua tangannya dan tiba – tiba seluruh dunia diliputi oleh kegelapan. Kemudian Shiva berkehendak menjelmakan mata ketiganya yang dimanifestasikan dari cahaya, panas dan api.
       Ada lagi Cerita lain: suatu ketika sungai Gangga diturunkan ke bumi, ketika diturunkan, kekuatannya bisa menghancurkan dunia, untuk menghilangkan effek hancurnya dunia, Shiva menerimanya pertama kali pada kepalanya, terpancur disana sampai terpencar airnya sehingga effeknya lebih ringan. Sungai Ganga dipandang telah memasuki alam semesta ketika Tuhan Tertinggi pada inkarnasinya sebagai Vamanadeva menendang kulit luar dari alam semesta dengan jari kakinya, dengan demikian bergabung dengan  Lautan Karanadakashayi, air suci yang mengelilingi alam semesta. Inilah yang menjadi gangga yang suci. karenanya, ini dipandang sebagai air pembasuh kaki dari Tuhan tertinggi. Sehingga Dewa Shiva dengan senang hati menerima di kepalanya.
       Air Ganga yang menyebar dari Shiva dipandang sebagai aliran dari pengetahuan dan pengabdian kepada Tuhan. Dewa Shiva dikenal sebagai Bakta terbaik dari Tuhan Krishna, Vishnu, atau Tuhan Rama, itulah salah satu makna dari adanya aliran Ganga pada kepala Dewa  Shiva.
       Sesuai dengan Bhagavatam  (10. 41. 15): “Air dari sungai Ganga [Ganges] mensucikan ketiga dunia, bisa menjadi suci bila mandi dengan air pembasuh kaki [Tuhan Vishnu]. Dewa Shiva menerima air itu pada kepalanya, dan dengan kesucian air itu , anak – anak dari  Raja Sagara mencapai sorga.”
       Cerita lain adalah ketika para raksasa dan para dewa mengaduk lautan susu, banyak benda yang dihasilkan dari situ. Salah satunya adalah bulan, yang diambil oleh Shiva dan ditempatkan pada rambutnya. Ini mewakili tahap dari bulan atau waktu yang berlalu, satu - satunya perhiasan untuk Shiva karena beliau menginginkannya. Bulan Purnama juga menandakan kebahagiaan dari hidup, terutama ketika tujuannya untuk jalan spiritual. cahaya bulan memberikan inspirasi dan kekuatan hidup spiritual, sama halnya cahaya bulan memelihara seluruh tanaman. Ini mewakili cahaya sejuk dari pengetahuan tentang Diri, dan pengetahuan tentang perjalanan hidup juga terkandung dalam maknanya.
       Benda lain yang dihasillkan dari pengadukan lautan susu  adalah racun yang menakutkan( hala-hala ). Shiva meminumnya untuk mencegah tersebarnya racun tersebut karena berakibat kematian semua mahluk hidup di dunia. Bagaimanapun, Parvati, diperingatkan di sini, untuk tidak menyentuh lehernya yang bisa mengakibatkan racunnya turun ke badan., disinilah beliau mempertahankan racun itu , sehingga membuat lehernya berwarna biru..
       Shiva sering dilukiskan berdiri didampingi  bantengnya, Nandikeshvara atau Nandi (penuh kegembiraan). Secara simbolis, Nandi mewakili kecenderungan hewan, seperti keinginan untuk melakukan hubungan kelamin, patuh dan jinak pada tuannya. Dengan demikian, shiva menunggangi Nandi, dan selalu taat pada perintahnya. Nandi juga mewakili kekuatan dan kejantanan. Dia sering dilihat di candi Shiva pada posisi berbaring di depan tempat pemujaan, menatap ke arah Dewa Shiva. Nandi juga mewakili jivatma , jiwa individu, dan sifat – sifat binatang.  Sifat tersebut semakin mendorong jauh kita kedalam dunia material. Kecuali bila kita bisa mengatasinya.
Bersambung……………Para .Bhakta Krisna sangat menghormati Shiva dan Shiva menghormati mereka.

2 komentar :

  1. He he, He,
    Sepertinya ygbpunya blog, bukan beragama HINDU,
    Tapi.sekte HARE KRISNA

    BalasHapus