About us

Jumat, 17 Desember 2010

Jalan Kebaktian ( Devotional Service )

Jalan Kebaktian ( Devotional Service )



“Bagi Mereka yang secara tetap memuja dan berbakti kepadaKU dengan penuh cinta, Aku memberikan pemahaman dan kemudahan untuk kembali kepadaKU.” (Tuhan Krishna, Bhagavad gita, 10. 10)
Tanpa memandang aliran agama tertentu, sebutan, atau daerah, prinsip dari agama pada dasarnya hampir sama: berserah diri kehadapan Tuhan, tidak menjadi egois,  dan hidup berdampingan diantara sesama . Dalam tradisi Veda Khususnya para Vaisnava, tujuan akhir dari kehidupan spiritualnys adalah berubahnya kesadaran . Jiwa terbelenggu, dijerumuskan pada kesadaran yang terpusat pada objek semu dan sementara, sementara kesadaran murni adalah kebalikan dari situasi tersebut. Tujuan hidup manusia adalah selalu berpikir tentang  Tuhan dan mengendalikan pikiran.  Pada  akhirnya  bhakti Yoga, atau  Devotional  service disarankan bagi penekun spiritual, satu hal yang paling berharga untuk dibicarakan. Berbagai cara bisa dilakukan supaya Kesadaran pribadi terhubung dengan kesadaran tertinggi bisa . Yang paling terpenting adalah  Bhakti yoga dengan menyebutkan nama suci Tuhan “Hare Krishna Hare Krishna, Krishna Krishna, Hare Hare, Hare Rama Hare Rama, Rama Rama, Hare Hare”.
Untuk mempelajari lebih jauh tentang pengetahuan Bhakti Yoga ini, seseorang dianjurkan untuk mencari seorang guru spiritual yang bonafide. seseorang harus menghalihkan kesadaran mereka dari sekedar mengejar kesempurnaan materi ke kesadaran Tuhan. Menjelaskan semuanya ini sangatlah sulit, oleh sebab itu cobalah mencari satu sosok mulia dari kisah terdahulu yang pernah diceritakan dan bukan hanya sekedar tradisi spiritual . dan Veda memiliki semuanya ini, mulai dari kitab sastra, puisi, dan komentar yang tersebar dan masih dibicarakan sampai saat ini di seluruh  dunia. Ada itihasa seperti Ramayana, Mahabharata, dan juga Purana, disertai dengan komentar/tafsiran yang tak terhitung jumlahnya dan telah dirangkum oleh orang – orang suci zaman dulu. Meskipun demikian kedalaman dan ruang lingkup dari pustaka Veda sangatlah luas, pada dasarnya kesimpulan akhirnya sama: Tuhan Maha tinggi, oleh sebab itu, kita harus selalu sibuk dalam pelayanan Bakti kepadaNya.
Orang – orang pada zaman ini, oleh para  ahli Veda, Guru – guru Vaishnava, menyarankan bukan saja menyebutkan nama suci  Tuhan, tapi juga menghindari kehidupan yang berdosa, aktivitas yang paling berbahaya yang membuat jatuh dalam kegiatan berdosa dibagi menjadi empat kategori: memakan daging, Berjudi,  sex bebas, dan mabuk- mabukan.
Menyebutkan nama suci Tuhan dengan penuh pengabdian , bisa dipastikan mencegah kita terjerumus  kedalam kegiatan yang berdosa tersebut. Larangan seperti memakan daging dan lainnya dikenal sebagai empat prinsip dasar, dan hanya dengan mematuhi standar ini , seseorang bisa mengalami kemajuan dalam kehidupan spiritualnya. Seperti Tuhan Krisna, Kepribadian Tertinggi dari Tuhan, bersabda pada Bhagavad Gita bahwa semua upacara ritual yang dijelaskan dalam veda hanya diperuntukkan untuk satu orang dan tidak ada seorang pun yang tahu di balik semua itu.  Seseorang yang mengetahui alasan dibalik menyebutkan nama suci Tuhan dan empat prinsip dasar diatas, mendapatkan pemahaman yang tertinggi.

Jadi apa sebenarnya tujuan dari penulisan ini? Kenapa harus ada boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan pada kehidupan rohani/spiritual? Seperti disebutkan sebelumnya, bahwa obyek utama kita sebenarnya mengubah kesadaran (self Realization). Sekarang ini kesadaran kita terpusat pada masa depan / yang akan datang, seperti dimana kita bisa makan, tidur, mendapatkan jodoh, mempunyai waktu baik, dsb. kesadaran Kita juga kadang kala menyelidiki masa lalu yang telah berlangsung, khususnya peristiwa yang tidak bisa kita lupakan. “Aku tidak dapat mempercayainya dan demikian disebutkan itu ke aku; Aku tidak dapat membahagiakan mereka; Aku tidak dapat meyakini, aku harus menunggu lama di bandara  udara; Aku tidak akan pernah menumpang pesawat itu lagi.” Sehingga banyak sekali pikiran kita berbicara sepanjang hari, dan semuanya mempengaruhi kesadaran kita.
Tujuan dari kehidupan spiritual adalah untuk mengubah cara berpikir kita. Kebahagiaan utama kehidupan didapatkan dari  cinta. Melewatkan waktu bersama teman - teman, keluarga, atau dengan sahabat, saling mengasihi, sehingga timbul rasa bahagia. Alangkah baiknya bila emosi yang kuat pada seluruh kehidupan, baik materi dan spiritual, dialihkan kepada mencintai Tuhan Krishna. Walaupun setiap orang memetik pelajaran berharga dari pengalaman  hidup yang lalu, tapi hanya tiga hal penting yang perlu disadari : Tuhan adalah pemilik dari segalanya, beliau  adalah teman kita, dan beliau  adalah kebahagiaan utama. Supaya Tuhan bisa menikmati pastinya harus ada yang dinikmati. Disinilah jiwa individu datang dalam permainan Tuhan. Sebagai bawahan, ibarat  menyalakan api unggun dari api asli, kita lahir supaya bisa dinikmati oleh Tuhan. Oleh karena kita punya kebebasan yang terbatas, kita punya satu kecenderungan untuk melupakan kenyataan ini dan berpikir bahwa kitalah sang penikmat. Ketika cara berpikir  kita berganti dari menikmati  ke dinikmati, kita telah mencapai kesempurnaan dalam hidup.
Jadi kita punya resep yang diberikan oleh orang- orang suci. Menyebutkan nama suci  Tuhan adalah kegiatan religious yang paling effektif untuk orang – orang  pada zaman ini. tidak semua orang akan mempraktekkannya. Sekalipun kita mengadopsi cara  tersebut, seberapa seringkah kita harus melakukan chanting ini ( menyebutkan nama suci Tuhan)? Betapapun, kita punya tanggungjawab lain yaitu bekerja  setiap hari . Kalau kita tidak bekerja, kita tidak akan mempunyai uang untuk merawat / memelihara rumah kita, teman - teman, dan keluarga. Kalau kita tidak membersihkan rumah, segalanya akan semakin kotor dan tidak enak untuk dipandang Kalau kita tidak makan tepat waktu, kita akan semakin lapar dan capek. Kewajiban ini sudah pasti harus dijumpai, tapi tugas rutin menyebutkan nama suci Tuhan tidak harus ditolak. Oleh sebab itu para suci dari Vaishnava memberikan petunjuk seberapa banyak penyebutan nama Tuhan ini harus dilaksanakan. Karena Nama suci Tuhan sungguh sangat kuat dalam memberikan kebebasan, Chanting ini biasanya dilaksanakan dalam nuansa tidak terlalu formal. Pertama tama ambil japa mala, sejenis tasbih yang terdiri dari 108 bead bersatu seperti rantai. mala digenggam pada tangan kanan, pada waktu yang sama jari terfokus pada satu bead. Pada masing-masing bead lafalkan maha mantra diatas, kemudian beralih pada bead selanjutnya bila sudah selesai satu bead, sampai ke 108 bead. Itu baru satu kali putaran japa. Angka minimum dari japa ini disarankan enam belas kali putaran setiap harinya.
Bagi mereka yang telah terbiasa dengan Bahasa Sansekerta, melafalkan Mahamantra tersebut tidaklah sulit. karena Lidah telah terbiasa mengatakan “ Krishna ”, “Rama ”, dan “ Hare ”, Jadi setelah terbiasa dengan mantra tersebut, proses chanting tidaklah terlalu lama. Dalam tradisi formal veda, seseorang akan melihat seorang brahmana melaksanakan upacara agama melafalkan mantra – mantra dengan sangat cepat. Mereka tanpa kesulitan menggunakan Bahasa Sansekerta, melafalkan semua sabda dengan sempurna pada waktu yang sama. Pada tahun 1980, ada seseorang yang terkenal dalam acara televisi karena mempunyai kemampuan berbicara secara  cepat. John Moschitta, Jr. muncul pada acara komersil untuk mainan anak-anak. seperti Mesin kecil berbicara dengan sangat cepat dan memberikan keterangan yang sesuai sebanyak – banyaknya dalam jangka waktu yang ditentukan.  para  brahmana yang bertugas melaksanakan yadnya juga hampir sama, melafalkan dengan cepat mantra tapi tetap pada koridornya.
Bagi mereka yang tidak terbiasa dengan Bahasa Sansekerta melafalkan Mahamantra diatas sangatlah sulit. Apalagi dianjurkan untuk tidak salah dalam melafalkan intonasinya, membuat semakin sulit untuk bisa melaksanakannya dalam 16 putaran setiap hari, terutama pada permulaan. Meskipun sulit, kita harus ingat tujuan akhir dari kegiatan ini, yaitu mengubah kesadaran Kita dan ini hanya bisa terjadi kalau kita melakukannya. Kita tidak bisa mendapatkan ini semua hanya dalam semalam, terutama kalau kita sibuk dengan aktivitas yang berhubungan dengan hal-hal yang sedang kita coba untuk lupakan. Ini sama seperti kalau kita berkata saya tidak mau pusing memikirkan makanan lagi, sementara pada waktu yang sama menghabiskan waktu seharian untuk pergi ke restaurant.
Jadi bulatkan tekad untuk berkata bahwa menyebutkan nama suci Tuhan enam belas kali putaran setiap hari wajib dilakukan , seiring dengan mengontrol diri dari empat pilar kehidupan yang berdosa. Dengan melakukan ini jangan berpikir  bahwa masalah kita selesai! Seyogyanya tidak, Kehidupan dunia materi penuh dengan( rwabineda) diatas dan bawah, tinggi dan rendah. Selama kita terpuruk, kemana kita mencari  bimbingan? Apa yang terjadi kalau tidak ada seorang guru spiritual di sekitar untuk menolong kita? Bagaimana kita menyelesaikan masalah kalau kita telah disibukkan dengan kegiatan bhakti pada Tuhan ( Devotional service)?
Untuk menemukan solusinya, mari kita lihat permasalahan umum yang kita jumpai sehari - hari. Yang pertama kondisi negatif adalah kekecewaan. Mereka mengatakan bahwa semua pikiran manusia dapat digolongkan ke dalam salah satu dari dua kategori: menyenangkan atau menyedihkan. Satu menit kita berbahagia karena mendapatkan apa yang sesuai dengan keinginan kita. Tapi Menit berikutnya kita bersedih melihat kenyataan barang berharga kita telah hilang. Kekecewaan timbul dari kegagalan untuk mencapai suatu kondisi positif, terutama kalau sesuai dengan harapan kita. Contohnya, katakanlah kita bekerja setiap hari dengan mengendarai mobil, tapi suatu hari tiba – tiba terjadi macet yang sangat panjang. Telah Terjadi kecelakaan  beberapa  mil di depan kita, dan sekarang kemacetan dirahkan ke jalan lain. Secara alami di situ akan timbul  kekecewaan karena kita berharap sampai ditempat kerja tepat waktu. Kedatangan di tempat kerja tepat waktu adalah kondisi positif yang kita harapkan, dan sekarang tiba-tiba tidak sesuai dengan rencana.
“apabila kita berkonsentrasi pada objek kesenangan ( indria ), seseorang membangun keterikatan padanya, dan indria semakin berkembang, dan dari sana timbul kemarahan.” (Tuhan Krishna , Bhagavad -gita, 2. 62)
Dengan kata lain, munculnya  kondisi negatif sebenarnya di akibatkan oleh kekecewaan. Kondisi ini dikenal sebagai marah. Kita menjadi sangat marah karena gagal untuk mencapai keinginan. marah lebih buruk dibandingkan dengan kekecewaan karena marah dapat membuat bingung, yang membuat kita kehilangan akal. oleh karena tidak bisa menimbang hal baik dan buruk, kita bisa bertindak kejam. Tindakan kejam membawa kita ke lebih banyak kondisi negative yang sangat buruk seperti apa yang kita bilang dari awal; karenanya tindakan ini dikenal sebagai aktivitas yang bukan berlandaskan nalar. Orang berkata, “Potong hidungmu karena wajahmu buruk ”, gambaran  pikiran yang tidak masuk akal. Kalau seseorang melihat wajah yang buruk rupa lalu memotong hidungnya itu tidaklah akan mengubah keadaan wajahnya menjadi menarik namun sebaliknya, makanya jangan lakukan apapun untuk melawan kemarahan.
Lalu kenapa bhakti yoga cocok untuk semua ini? Bagaimana kita menyelesaikan masalah kita terutama kekecewaan dan kemarahan tanpa kehadiran seorang rohaniwan untuk menolong kita? Contoh tersebut diatas hanyalah sebagian kecil  dari kekecewaan dan kemarahan, kondisi negative yang lebih besar bisa kita jumpai ketika terjadi tragedi seperti kematian, kehilangan kekayaan, dan perceraian. Bagaimanakah Krishna bisa menolong kita dengan keadaan ini? Lebih jauh, bagaimana mungkin kita bisa menerima keadaan dimana kita tidak percaya pada diri sendiri?
Solusi masalah ini bisa ditemukan pada bhakti yoga itu sendiri. Kekecewaan berhubungan dengan maya, atau yang mana bukan Krishna, ini tidak pernah bisa dibasmi. Rahasia suksesnya adalah mengurangi effek dari kekecewaan. Ini dapat terjadi bila tujuan utama kita adalah bhakti yoga. Lebih – lebih bila kita terlibat dalam kegiatan Pelayanan bakti kepada Tuhan, pengaruh dari keinginan- keinginan  yang menimbulakan kekecewaan bisa dikurangi. Tujuan  utama kita tiap hari adalah untuk melaksanakan pelayanan bakti kepada Tuhan sebanyak yang kita bisa. Pelayanan Tuhan( kebaktian ) ini meliputi menyebutkan nama suci Tuhan, mendengarkan kisah tentang Tuhan, mengingat kebesaran Tuhan, bersembahyang kepada Tuhan, dan menyerahkan segalanya kepada Tuhan. Kalau kita sudah melakukan chanting enam belas putaran sehari tapi masih saja ada rasa marah dan sedih, kita harus melakukan chanting lebih dari 16 putaran  atau ikut dalam pelayanan kebaktian. Waktu luang bisa dimanfaatkan untuk  membaca teks Veda, menonton film klasik, mendengarkan kirtan ( nyanyian mengagungkan Tuhan), mengunjungi tempat suci, melihat gambar- gambar Dewa, melakukan persembahan pada arca Tuhan, memasak persiapan makanan yang sattwika disembahkan kepada Tuhan, dsb. Pilihan lain sudah tidak ada lagi..
Seperti disebutkan sebelumnya, Krishna adalah penikmat , sehingga beliau adalah penikmat nyata dari Pelayanan bakti. Ketika kita dihadapkan pada suatu kesulitan, satu keadaan dimana kita tidak tahu apa yang harus dilakukan, jalan keluarnya adalah melaksanakan kegiatan yang  membuat Krishna bahagia.
Hanuman, abdi setia dari Tuhan Rama, satu kali dihadapkan pada suatu keadaan sulit dimana dia tidak tahu apa yang harus dilakukan. Hanuman diamanatkan  oleh Rama, salah satu inkarnasi dari Krishna, untuk menemukan dimana Sita, istriNya. Ketika mencapai kerajaan Lanka dimana Sita berada, Hanuman memperlihatkan kekuatan hebat dan Raja dari Lanka, Ravana, jadi berduka. Bila dipikirkan, samasekali tidak ada ide untuk menemukan Sita tapi sukses kembali ke Rama, Hanuman sudah putus asa dan berniat bunuh diri. Tidak mengetahui apa yang harus dilakukan, tapi pada akhirnya memutuskan untuk melanjutkan  misinya karena hanya dengan tetap hidup dia mempunyai kesempatan untuk melayani Rama. Tidak melaksanakan pelayanan kebaktian tidak akan membuat siapapun menjadi  baik. Dia memilih jalan pengabdian sebab sekalipun dia gagal, paling tidak dia telah mencoba untuk memuaskan Rama.
Tentu saja semuanya akan diselesaikan pada akhirnya, dan tidak ada  seorangpun yang  lebih kuat bila dibandingkan dengan Hanuman. Kita dapat memetik pelajaran yang sama untuk keadaan kita. Kita pasti akan dihadapkan pada keadaan sulit yang tak terduga walaupun secara tulus kita ikut dalam kegiatan pelayanan Bakti, tapi arah kita / tujuan kita adalah untuk menyenangkan Krishna, penikmat utama. mempertahankan tujuan ini dipikiran kita, baik guru spiritual, pada instruksinya, atau Supersoul/ paratman  bercokol dalam hati akan sungguh – sungguh membimbing kita pada jalan yang benar.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar